Efisiensi Masalah KRS dengan Aplikasi Multiplatform

Berbicara soal KRS pasti bukan hal yang asing terutama bagi masyarakat yang hidup di lingkungan kampus, seperti mahasiswa, dosen, serta staff kampus lainnya. Sistem pembagian KRS di setiap kampus sebenarnya berbeda-beda, namun sebagian besar tempat perkuliahan telah menyediakan sistem pengisian KRS individu ( dilakukan oleh masing-masing mahasiswa ) secara online.

Pada dasarnya tujuan pengisian KRS secara online adalah untuk mempermudah pendataan agar terkomputerisasi, sehingga mempermudah kinerja dari staff kampus. Selain itu, agar mempermudah mahasiswa dalam membuat jadwal KRS sendiri, tanpa perlu memprosesnya secara manual dengan harus datang ke kampus dan mengisi secara manual dikertas.

Namun, siapa sangka rupanya pengisian KRS secara online pun tak berjalan mulus. Meski tak selalu terjadi, tetapi tak menutup kemungkinan masalah tersebut dapat terjadi di masa depan.

Memang apa masalahnya??

Beberapa masalah yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
  • Kuota mata kuliah yang terbatas. Meski pastinya pihak kampus telah memiliki perhitungan tersendiri, tapi pemikiran pihak kampus belum tentu sama dengan mahasiswa. Misalnya, ketika pihak kampus memperhitungan mahasiswa A akan ambil mata kuliah A dan mahasiswa B akan ambil mata kuliah B, itu belum tentu terjadi. Karena pada kenyataannya, mahasiswa A dan B memiliki hak yang sama untuk memilih mata kuliah A dan B. Sehingga tak menutup kemungkinan keduanya memilih mata kuliah A, dan ini tentu saja telah melampaui perhitungan dari pihak kampus. Hal inilah yang menjadi sumber dari adanya masalah kuota yang terbatas.
  • Kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang mata kuliah wajib dan tambahan. Hal ini umumnya disebabkan karena kurikulum yang berganti serta mahasiswa yang kurang memperhatikan seputar pergantian kurikulum tersebut. Mata kuliah wajib biasanya menjadi dasar atau syarat untuk kelulusan, sedangkan mata kuliah tambahan adalah untuk melengkapi SKS agar sesuai dengan jumlah minimum SKS untuk kelulusan. Disinilah masalah itu muncul, terutama bagi mahasiswa semester tua. Masih banyaknya mata kuliah wajib yang belum diambil membuat mahasiswa menjadi kebingungan sendiri, apalagi mata kuliah wajib sudah pasti menjadi rebutan banyak mahasiswa.


Salah satu solusi terbaik sebenarnya adalah dengan mengatur SKS tersebut. Jadi, bukan mahasiswa menginputkan KRS sendiri secara online, tetapi pihak kampus lah yang mengatur pembagian SKS dari setiap mahasiswa.

Namun, solusi tersebut rasanya hanya membebani satu pihak, yaitu pihak kampus.

Solusi lain yang menurutku juga dapat menjadi solusi terbaik dan melibatkan semua pihak adalah dengan membuat aplikasi multiplatform, dimana di dalam aplikasi ini meliputi sistem berbasis website dan mobile apps.

Bagaimana sistem kerjanya??

Oke, aku jelaskan secara singkat yaa,.

1. Website
Pada website ini dapat difungsikan sebagai admin panel untuk pihak kampus dalam manajemen semua data yang berhubungan dengan KRS mahasiswa.

2. Mobile Apps ( Multiplatform )
Pada bagian mobile apps ini terdapat dua kategori user, yaitu user untuk pihak kampus dan user untuk mahasiswa. Dimana pada aplikasi ini memiliki fitur utama yaitu isi KRS, konsultasi KRS, serta melaporkan masalah saat pengisian KRS.
Konsultasi KRS dapat menyelesaikan masalah bagi mahasiswa yang masih bingung mengenai mata kuliah wajib dan tambahan. Dimana pada fitur ini mahasiswa dapat dengan mudah berkonsultasi dengan dosen Pembimbing Akademik untuk membantu pemilihan KRS agar sesuai dengan kurikulum yang ada.
Pada bagian melaporkan masalah dapat membantu mahasiswa yang bermasalah ketika melakukan pengisian KRS, baik itu karena kuota yang telah penuh maupun masalah lainnya.

Dengan memanfaatkan teknologi dan tren aplikasi multiplatform yang kini ada, maka masalah-masalah yang ditimbulkan saat pengisian KRS dapat diselesaikan dengan mudah. Pada intinya masalah ini hanya perlu komunikasi yang intens dengan pihak kampus. Dan dengan adanya aplikasi multiplatform ini, baik mahasiswa maupun pihak kampus akan sangat terbantu dalam menyelesaikan setiap masalah yang terjadi saat pengisian KRS.

Untuk mempelajari teori seputar pembuatan aplikasi multiplatform pun tak perlu bingung. Karena di Universitas Mercu Buana memiliki pilihan penjurusan ke multiplatform. Dari informasi yang aku terima, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana dapat memilih penjurusan mereka apakah mau ke arah multiplatform atau e-business. Pemilihan penjurusan ini tentu saja berpengaruh pada mata kuliah apa saja yang akan diambil. Jika memilih penjurusan ke multiplatform maka mata kuliah yang sudah pasti akan diambil adalah mata kuliah Android dan IOS. Selain itu juga akan ada mata kuliah pendukung lainnya yang juga pasti akan sangat bermanfaat.

Jadi?? Yuk mulai belajar membuat aplikasi multiplatform agar kita dapat menjadi bagian dari pemanfaatan teknologi di Indonesia yang mampu mempermudah berbagai macam masalah yang timbul di sekitar kita. Salah satunya adalah masalah KRS ini. Karena dengan mengubah sistem pengisian KRS ini menjadi aplikasi multiplatform dapat meningkatkan efisiensi dalam penyelesaian masalah yang timbul saat proses pengisian KRS.

No comments:

Powered by Blogger.